
Belawan, tv Intelijen News.com – Aktivitas bongkar muat di dua pelabuhan utama Sumatera Utara semakin
sibuk dalam beberapa bulan terakhir. Data terbaru PT Prima Multi Terminal (PMT) menunjukkan, hingga
Juli 2025, arus peti kemas yang dikelola perusahaan tersebut telah mencapai 396.097 TEUs, atau
tumbuh sekitar 9 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Peningkatan ini mencerminkan geliat sektor logistik yang terus menguat di wilayah barat Indonesia.
Terminal 1 Belawan dan Terminal 2 Kuala Tanjung, dua simpul utama yang dikelola PMT, menjadi motor
penggerak pertumbuhan tersebut. Di Terminal Belawan, arus domestik menunjukkan pergerakan
signifikan. Sampai dengan Juli 2025, volume peti kemas domestik tercatat 357.737 TEUs, naik 10 persen
dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama.
Sementara itu, Terminal Kuala Tanjung mencatat lonjakan yang jauh lebih dramatis pada jalur
internasional. Dari hanya 70 TEUs pada periode yang sama tahun 2024, kini arus peti kemas
internasional menembus 6.795 TEUs. Kenaikan lebih dari 1.000 persen ini, menurut manajemen PMT,
menjadi sinyal pemulihan kuat perdagangan luar negeri.
Lonjakan arus logistik tentu menuntut manajemen operasional yang lebih ketat. PMT mengaku telah
menyiapkan sejumlah langkah strategis, mulai dari pengaturan ulang lapangan penumpukan hingga
optimalisasi proses bongkar muat. Tujuannya sederhana, mempercepat perputaran peti kemas sekaligus
menekan waktu tunggu kapal.
Indikator keberhasilan terlihat pada rasio effective time terhadap berthing time, yakni perbandingan waktu
efektif bongkar muat dengan total waktu sandar kapal. Di Terminal Belawan, rasio ini naik 5 persen,
mencapai 83,30 persen hingga Juli tahun ini. Angka itu menjadi penanda strategi operasional seperti tata
ulang lapangan, perbaikan layout, dan optimalisasi alur bongkar muat telah membantu mengurangi waktu
tunggu kapal dan meningkatkan throughput.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PMT, Rudi Susanto, menegaskan capaian ini tidak lepas dari kerja
sama berbagai pihak, mulai dari pelanggan hingga instansi pemerintah.
“Peningkatan yang kami catat merupakan sinyal positif bagi sektor logistik nasional. Ini sekaligus menjadi
semangat bagi kami untuk terus melakukan perbaikan layanan secara menyeluruh,” ujarnya.
Menurut Rudi, posisi PMT sebagai pengelola dua terminal strategis di Sumatera memberi tanggung
jawab lebih besar. “Kelancaran arus peti kemas berarti mendukung aktivitas industri dan pada akhirnya
menopang pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Di luar urusan kinerja operasional, PMT juga menekankan pentingnya keselamatan kerja. Perusahaan
mengembangkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan target Zero Accident.
Langkah-langkah yang ditempuh meliputi penerapan standar minimum keselamatan pada peralatan dan
fasilitas pelabuhan, peningkatan pengawasan lapangan, serta pelatihan rutin bagi pekerja.
“Budaya K3 yang kuat menjadi fondasi utama keberlanjutan operasi kami,” kata Rudi.
Dengan pertumbuhan yang konsisten, PMT berharap dapat memperkuat posisinya sebagai operator
pelabuhan andal, khususnya di Sumatera dan wilayah barat Indonesia. Ke depan, manajemen optimistis ren positif ini akan membuka ruang lebih besar bagi pengembangan kawasan industri dan logistik
nasional.(Jamiat).
Posting Komentar